Prasetya Dewabrata

Dalam episode ini digambarkan bagaimana kekuatan seseorang dalam memegang suatu sumpah kesetyaan (Prasetya) ternyata mampu menjadikannya sebagai manusia yang luar biasa dan juga dihormati.
Palasara dengan upacara “Sesaji Dahana Hrta" yaitu kekuatan balas dendam membunuh semua makhluk yang berwujud raksaksa sebagai perwujudan bakti dan setyanya kepada orangtuanya, yaitu Begawan Sakri yang terbunuh oleh para raksaksa. Meskipun kemudian Betara Narada memintanya untuk tidak meneruskan karena akibatnya tidak baik bagi tata kehidupan semesta. Palasara dengan jiwa satria mengikuti petunjuk tersebut dan menjadi seorang pertapa yang kemudian dapat menolong Dewi Rara Amis (Durgandini) dan menjadikannya sebagai istrinya. Karena kesetyaannya yang tulus kepada Durgandini, maka dengan kesaktiannya, Palasara mengembalikan kesucian Durgandini saat diharuskan berpisah darinya. Buah dari kesetyaan diantara mereka berdua adalah Abyasa, seorang anak laki-laki yang dikemudian hari menjadikan Palasara mempunyai keturunan yang menurunkan generasi Raja-raja besar.
Dewabrata putra Prabu Sentanu Raja Astina, ibunya seorang bidadari yaitu Dewi Gangga. Dewabrata adalah figur seorang kesatria utama yang tidak egois dan ambisius, yang mampu menunjukkan bakti dan setyanya kepada orang tua, bahkan kepada negaranya secara total. Dewabrata yang mengetahui keinginan ayahnya untuk menikahi Durgandini, demi kebahagian ayahnya segera dia laksanakan untuk meminang Durgandini, meskipun harus ditebus dengan syarat kehilangan hak azasi hidupnya, yaitu tidak menikah dan tidak mewarisi tahta kerajaan ayahnya. Dharmanya hanya ditujukan demi kebahagiaan ayahnya dan sumpah setya dari janji yang telah diucapkan kepada Durgandini, istri ayahnya. Kehebatan dan keteguhan Dewabrata dalam bersumpah prasetya inilah yang menjadikannya disegani, dihormati dan mampu menjadikannya seorang satria yang mempunyai kemampuan diluar rata-rata manusia biasa, yang kemudian disebut sebagai “Bhisma” yang berarti sangat dahsyat.