FULL Pidato Soekarno 1 Juni 1945: Dasar Negara, Pancasila, Trisila & Ekasila (Plus Transkrip)

Zainal Fikri Ibrahim
Zainal Fikri Ibrahim
155 هزار بار بازدید - 4 سال پیش - BADAN PENYELIDIK USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN
BADAN PENYELIDIK USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
Sidang Pertama ·
Rapat besar tanggal 1 Juni 1945
Waktu
Tempat Gedung Tyuuoo Sangi-In (sekarang Dep. Luar Negeri)
Acara Pembicaraan tentang Dasar Negara Indonesia (lanjutan)
Ketua Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
Anggota SOEKARNO:
Paduka Tuan Ketua yang mulia!
Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritu Zyunbi
Tyoosakai mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang -saya
mendapat kehormata~ dari Pad.uka Tuan Ketua yang mulia untuk
mengeniukakan pula pendapat saya. Saya akan menetapi permintaan
Paduka Tuan Ketua yang mulia. Apakah permintaan Paduka Tuan Ketua
yang mulia? Paduka Tuan Ketua yang mulia minta kepada sidang
Dokuritu Zyunbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar Indonesia
Merdeka

.......

Saudara-saudara, apakah prinsip ke-5 ? Saya telah mengemukakan 4 prinsip:
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme, – atau peri-kemanusiaan.
3. Mufakat, – atau demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.

Prinsip yang kelima hendaknya:
Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Prinsip  K e t u h a n a n !
................
Saudara-saudara! “Dasar-dasar Negara” telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat disini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan   d a s a r. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam lima jumlahnya. Jari kita lima setangan. Kita mempunyai Panca Indera. Apa lagi yang lima bilangannya? (Seorang yang hadir : Pendawa lima). Pendawapun lima orangnya. Sekarang banyaknya prinsip; kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan dan ketuhanan, lima pula bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi – saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah P a n c a   S i l a . Sila artinya azas atau d a s a r , dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi. (Tepuktangan riuh).

Atau, barangkali ada saudara-saudara yang tidak suka akan bilangan lima itu?

Saya boleh peras, sehingga tinggal 3 saja. Saudara-saudara tanya kepada saya, apakah “perasan” yang tiga itu? Berpuluh-puluh tahun sudah saya pikirkan dia, ialah dasar-dasarnya Indonesia Merdeka, Weltanschauung kita.

Dua dasar yang pertama, kebangsaan dan internasionalisme, kebangsaan dan peri-kemanusiaan, saya peras menjadi satu: itulah yang dahulu saya namakan  s o c i o – n a t i o n a l i s m e . Dan demokrasi yang bukan demokrasi barat, tetapi politiek- economische demokratie, yaitu politieke demokrasi d e n g a n sociale rechtvaardigheid, demokrasi d e n g a n kesejahteraan, saya peraskan pula menjadi satu: Inilah yang dulu saya namakan  s o c i o -d e m o c r a t i e. Tinggal lagiketuhanan yang menghormati satu sama lain.

Jadi yang asalnya lima itu telah menjadi tiga: socio-nationalisme, socio-demokratie, dan ketuhanan. Kalau Tuan senang kepada simbolik tiga, ambillah yang tiga ini. Tetapi barangkali tidak semua Tuan-tuan senang kepada trisila ini, dan minta satu, satu dasar saja? Baiklah, saya jadikan satu, saya kumpulkan lagi menjadi satu. Apakah yang satu itu?

Sebagai tadi telah saya katakan: kita mendirikan negara Indonesia, yang    k i t a   s e m u a   harus men-dukungnya.   S e m u a   b u a t   s e m u a !  Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Van Eck buat indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, – s em u a   b u a t   s e m u a ! Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan g o t o ng – r o y o n g . Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara g o t o n g   r o y o n g ! Alangkah hebatnya!   N e g a r a   G o t o n g R o y o n g ! (Tepuk tangan riuh rendah).

............................
Sumber:
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Cet. 1., ed. 3. (Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995).
#Pancasila #trisila #ekasila
4 سال پیش در تاریخ 1399/04/07 منتشر شده است.
155,056 بـار بازدید شده
... بیشتر