MARDOTON, Kearifan Budaya Danau Toba
171 هزار بار بازدید -
3 سال پیش
-
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan.
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan. Kondisi geografisnya yang strategis dan dikelilingi perairan, Indonesia juga kaya akan sumber daya alam. Bahkan, sebagian masyarakat Indonesia pun masih mengandalkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Salah satu profesi yang lekat kaitannya dengan perairan adalah nelayan. Adanya sumber daya perairan, masyarakat menggantungkan hidup dari tangkapan ikan setiap harinya.
Selama 15 tahun belakangan, nelayan tradisional di kota kawasan Danau Toba kian terpuruk. Ketidakseimbangan ekosistem Danau Toba saat ini menjadi pemicu minimnya jumlah tangkapan ikan nelayan, termasuk kontribusi limbah domestik. Untuk menanggulangi hal itu warga di sekitar Danau Toba melestarikan sebuah tradisi yang disebut Mardoton.
Mardoton merupakan salah satu kekayaan intelektual para pendahulu di pinggiran Danau Toba untuk menghidupi keluarganya.
Sampai hari ini mardoton masih menjadi bagian sistem mata pencaharian sebagian masyarakat di sana.
Sebelum gelaran Mardoton, biasanya masyarakat menggelar serangkaian prosesi. Prosesi ini dilakukan sebelum menurunkan solu atau perahu ke Danau Toba. Tujuannya agar perahu yang digunakan untuk mencari ikan bisa membawa keberuntungan. Setelah itu, masyarakat membuat sesajian yang dibuat dari tepung beras sebagai media untuk berdoa kepada Sang Pencipta melalui Namboru Saneang Naga Laut, yang dalam kepercayaan masyarakat Danau Toba diyakini sebagai Dewi Air.
Solu adalah perahu tradisional Batak Toba. Perahu kayu dengan papan tambahan di sisi yang diikat dengan paku payung besi. Ukurannya bermacam-macam, yang terbesar, untuk 50 pendayung, panjangnya sekitar 18 meter; ada sedikit lunas yang diukir di bagian depan dan belakang.
Ekspedisi National Geographic Indonesi bekerjasama dengan @kkpgoid.
#KementrianKelautanPerikanan #KKP #Mardoton #DanauToba #KedigdayaanMaritimTradisiMardotonDanauToba
#NationalGeographicIndonesia
---
Jangan lupa like, comment, dan subscribe di channel ini!
Klik @natgeo-indonesia
===========================================
Website: https://nationalgeographic.grid.id/
.
Social media:
Facebook: Facebook: NatGeoMagazineID
Instagram: Instagram: natgeoindonesia
Twitter: Twitter: NGIndonesia
Redaksi:
Gedung Grid Network
Perkantoran Kompas Gramedia
Jl. Gelora VII RT.2/RW.2
Kelurahan Gelora
Kecamatan Tanah Abang
Jakarta Pusat 10270
Email redaksi : [email protected]
Telepon: 021-5309699/021-5369799
Advertising:
Gedung GRID NETWORK
Perkantoran Kompas Gramedia, Lantai 4
Jl. Gelora VII RT.2/RW.2
Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang
Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta, 10270
Email : [email protected]
Marketing Communication: (021) 5330150/70
Berlangganan: (021) 5306263
Salah satu profesi yang lekat kaitannya dengan perairan adalah nelayan. Adanya sumber daya perairan, masyarakat menggantungkan hidup dari tangkapan ikan setiap harinya.
Selama 15 tahun belakangan, nelayan tradisional di kota kawasan Danau Toba kian terpuruk. Ketidakseimbangan ekosistem Danau Toba saat ini menjadi pemicu minimnya jumlah tangkapan ikan nelayan, termasuk kontribusi limbah domestik. Untuk menanggulangi hal itu warga di sekitar Danau Toba melestarikan sebuah tradisi yang disebut Mardoton.
Mardoton merupakan salah satu kekayaan intelektual para pendahulu di pinggiran Danau Toba untuk menghidupi keluarganya.
Sampai hari ini mardoton masih menjadi bagian sistem mata pencaharian sebagian masyarakat di sana.
Sebelum gelaran Mardoton, biasanya masyarakat menggelar serangkaian prosesi. Prosesi ini dilakukan sebelum menurunkan solu atau perahu ke Danau Toba. Tujuannya agar perahu yang digunakan untuk mencari ikan bisa membawa keberuntungan. Setelah itu, masyarakat membuat sesajian yang dibuat dari tepung beras sebagai media untuk berdoa kepada Sang Pencipta melalui Namboru Saneang Naga Laut, yang dalam kepercayaan masyarakat Danau Toba diyakini sebagai Dewi Air.
Solu adalah perahu tradisional Batak Toba. Perahu kayu dengan papan tambahan di sisi yang diikat dengan paku payung besi. Ukurannya bermacam-macam, yang terbesar, untuk 50 pendayung, panjangnya sekitar 18 meter; ada sedikit lunas yang diukir di bagian depan dan belakang.
Ekspedisi National Geographic Indonesi bekerjasama dengan @kkpgoid.
#KementrianKelautanPerikanan #KKP #Mardoton #DanauToba #KedigdayaanMaritimTradisiMardotonDanauToba
#NationalGeographicIndonesia
---
Jangan lupa like, comment, dan subscribe di channel ini!
Klik @natgeo-indonesia
===========================================
Website: https://nationalgeographic.grid.id/
.
Social media:
Facebook: Facebook: NatGeoMagazineID
Instagram: Instagram: natgeoindonesia
Twitter: Twitter: NGIndonesia
Redaksi:
Gedung Grid Network
Perkantoran Kompas Gramedia
Jl. Gelora VII RT.2/RW.2
Kelurahan Gelora
Kecamatan Tanah Abang
Jakarta Pusat 10270
Email redaksi : [email protected]
Telepon: 021-5309699/021-5369799
Advertising:
Gedung GRID NETWORK
Perkantoran Kompas Gramedia, Lantai 4
Jl. Gelora VII RT.2/RW.2
Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang
Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta, 10270
Email : [email protected]
Marketing Communication: (021) 5330150/70
Berlangganan: (021) 5306263
3 سال پیش
در تاریخ 1400/10/08 منتشر شده
است.
171,008
بـار بازدید شده