Mie Lethek Jogja Garuda Berdiri Dari Tahun 1940an Sukses Bertahan Sampai 3 Generasi Yang Ngaduk Sapi

Punca Media
Punca Media
7.8 هزار بار بازدید - 4 سال پیش - #puncamedia #beraniberwirausaha
#puncamedia #beraniberwirausaha #mielethekjogja Bagi kamu yang pecinta Mie wajib banget nyobain Mie Lethek, Mie Lethek merupakan mie yang berbahan dasar 100% singkong. Mie lethek merupakan kuliner khas dari Bantul. Mie lethek secara harifiah berarti mie ‘kotor’. Penamaan ini merujuk pada penampilan mie yang tidak secerah mie kering lain. Mie lethek berwarna kecoklatan karena dibuat dari tepung tapioka dan gaplek (singkong kering). Mienya pun diolah secara tradisional, bahkan untuk proses penggilingannya juga masih menggunakan sapi sebagai tenaga penggerak gilingannya. Produksi Mie Lethek ini telah ada sekitar tahun 1940an yang lalu, didirikan oleh kakek dari Pak Yasir Feri Ismatrada. Berawal dari Eyang Pak Feri yang ingin ke daerah yang belum mengerti tentang Agama Islam (Karena beliau ingin menyebarkan agama islam pada waktu itu). Setelah sampai di daerah ini, Eyang Pak Feri mempelajari bahwa orang disini tidak butuh uang, tetapi butuhnya makan. Melihat kondisi seperti itu Eyang Pak Feri berfikir harus mempunyai pabrik dan pabrik itu bahan pangan. Setelah tinggal di daerah ini, kemudian membuat seperti rumah dengan tiang-tiang dari kayu jati seperti membuat pendopo. Bangunan ini kemudian menjadi tempat tinggal dan pabrik. Pabrik mie lethek Garuda saat di kelolah oleh Eyang Pak Feri berlangsung dari tahun 1940-1970 an. Kemudian tahun 1970 an -1982 yang mengelola bapak dan ibu nya (Ibu Salmah). Pabrik ini pernah tidak aktif atau tidak berproduksi, yaitu tahun 1982 – 2002, karena bila bertahan 2 pabrik tidak mampu dan saat itu orang tua Bapak Feri meninggal sehingga tidak ada yang mengelola. Apalagi pada waktu itu bersaing dengan adanya mie instan. Setelah tahun 2002 sampai sekarang masih aktif yang dikelola keturunan ketiga yaitu Yasir Feri Ismatrada. Selain itu, usaha mie ini pun juga telah beberapa kali mengalami pergantian bahan campuran. Pada awalnya bahan campurnya adalah beras, namun pada tahun 1960an campurannya diubah menjadi jagung, dikarenakan pada masa itu beras menjadi sangat mahal, beberapa tahun kemudian jagung pun menjadi makanan pokok sehingga mengharus menggantikan bahan campuran lagi menjadi onggok atau gabul. Namun pada tahun 1970an onggok menjadi proritas makanan ternak sehingga bahan campurannya di ubah lagi menjadi gaplek (bahan makanan dari pohon ketela) dan bahan campuran ini yang digunakan hingga saat ini. Cara membuat Mie Lethek pun terbilang cukup sederhana dengan merendam tepung gaplek terlebih dahulu untuk menghilangkan getahnya, lalu ditiriskan yang kemudian dicampurkan dengan tepung tapioka, setelah bahan tercampur tinggal di cetak dan di kukus, kemudian akan di jemur hingga kering. Pasca pengeringan mie siap packing dan selanjutnya Mie lethek siap untuk dipasarkan. Mie Lethek saat ini telah berhasil menarik banyak konsumen dari berbagai kalangan. Untuk dapat melakukan hal tersebut yang diperlukan adalah "Pertahankan kualitas dan kuantitas, pertahankan hubungan silahturami dengan konsumen" Bapak Yasir Feri Ismatrahda. MARI BERWIRAUSAHA, CIPTAKAN PELUANG USAHAMU SENDIRI! =========================================================== Untuk request permintaan liputan atau pemasangan iklan bisa langsung hubungi kami di : WA : 0812-2809-8869 email : [email protected] Instagram : www.instagram.com/puncamedia_/ ===========================================================
4 سال پیش در تاریخ 1399/07/11 منتشر شده است.
7,860 بـار بازدید شده
... بیشتر