“Dhaup Ageng” Pakualaman, Untaian Tradisi Jawa, Hukum Islam, dan Negara

Harian Kompas
Harian Kompas
31.6 هزار بار بازدید - 7 ماه پیش - Puncak acara dhaup ageng atau
Puncak acara dhaup ageng atau pernikahan agung Bendoro Pangeran Haryo Kusumo Kuntonugroho dengan Laily Annisa Kusumastuti digelar di Kadipaten Pakualaman, Kota Yogyakarta, Rabu (10/1/2024). Rangkaian acara pernikahan itu dinilai sebagai upaya pelestarian tradisi adiluhung Jawa.

Bendoro Pangeran Haryo (BPH) Kusumo Kuntonugroho merupakan putra kedua sekaligus anak bungsu Adipati Pakualaman, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X, dan istrinya, Gusti Kanjeng Bendoro Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam.

Rangkaian acara dhaup ageng diawali dengan ijab atau akad nikah yang digelar di Masjid Agung Pakualaman. BPH Kusumo Kuntonugroho bersama sejumlah kerabat berjalan kaki menuju ke Masjid Agung Pakualaman. Selama prosesi ijab, kalimat ijab kabul menggunakan bahasa Jawa.

Dalam acara ijab, pengantin putra dan putri menggunakan kain batik dengan motif Indra Widagda atau Indra yang pandai. Motif batik tersebut dibuat berdasarkan iluminasi atau hiasan bingkai tentang sosok Batara Indra yang terdapat dalam dua naskah kuno di Kadipaten Pakualaman, yakni Sestradisuhul dan Sestra Ageng Adidarma.
Selama ijab dilakukan, Laily tidak berada di ruangan akad nikah, tetapi menunggu di bagian pengulon di kompleks Masjid Agung Pakualaman.

Sesudah ijab selesai, pengantin putri dan pengantin putra kembali ke kompleks Pura Pakualaman secara terpisah.
Rangkaian acara dhaup ageng dilanjutkan dengan acara panggih atau pertemuan pengantin putra dengan pengantin putri setelah upacara ijab. Selain itu, pada Rabu siang, digelar resepsi hari pertama dengan jumlah undangan sebanyak 1.500 orang.

Dalam acara ijab dhaup ageng Kadipaten Pakualaman, turut hadir sejumlah tamu, termasuk Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sekaligus calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD.

Mahfud menilai, acara ijab dalam dhaup ageng Kadipaten Pakualaman itu menggabungkan tradisi Jawa dengan hukum Islam dan hukum negara. Dia menyebut, upacara pernikahan tersebut berlangsung sangat mengesankan.

Sementara itu, Ketua Bidang II Panitia Dhaup Ageng Kanjeng Raden Tumenggung Radyowisroyo menyebut, seluruh rangkaian acara dhaup ageng digelar dengan adat Jawa. Hal itu sekaligus menjadi salah satu upaya untuk merawat dan melestarikan kebudayaan Jawa.

#yogyakarta
#budaya
#pernikahan

=====================================

Simak kumpulan video berita Harian Kompas: https://klik.kompas.id/videoberita

Info langganan harian Kompas & www.kompas.id:
https://bit.ly/3J9LO2h

Subscribe Youtube Harian Kompas: https://bit.ly/3bIgBY9

Ikuti media sosial Harian Kompas

Twitter: Twitter: hariankompas​
Facebook: Facebook: ​
Instagram: Instagram: hariankompas
7 ماه پیش در تاریخ 1402/10/20 منتشر شده است.
31,672 بـار بازدید شده
... بیشتر