Pengungsi Jepang Mengawali Hidup Di Brasil

NTD Indonesia
NTD Indonesia
8.4 هزار بار بازدید - 13 سال پیش - Roseli Takashi bersama adik iparnya
Roseli Takashi bersama adik iparnya Mary Takashi mendengar peringatan tanda bahaya tsunami di kota Onagawa 11 Maret lalu. Mereka sempat berlari keluar rumah bersama anak-anak mereka, tapi rumah mereka hancur.    

Kedua wanita berkewarganegaraan Brasil dan Jepang ini harus tinggal di tempat penampungan, berbagi persediaan air minum dan makanan dengan yang lain.

Putri mereka, Michelle dan Marina yang berusia 13 dan 9 tahun, dilahirkan di Brasil, tapi dibawa ke Jepang saat masih bayi, sehingga tidak bisa berbahasa Portugal. Dua bulan setelah bencana, kini keluarga Takashi berusaha membangun kembali kehidupan mereka di Sao Paulo.

Mereka dibantu oleh relawan asal Brasil dan diantar kembali ke kota kelahiran mereka, oleh mentri luar negri Brasil.

Di daerah perkotaan Liberdade, keluarga Takashi dapat mencicipi suasana Jepang setidaknya dua kali seminggu. Roseli berkata, anak-anak mereka mengalami kesulitan beradaptasi dan merindukan teman-teman mereka.  

Marina dan Michelle masih sulit untuk berbicara dalam bahasa Portugal. Tapi mereka berusaha untuk belajar, dengan mengikuti kelas gratis di Pusat Kebudayaan Jepang-Brasil.

Suami Mary Takashi masih di Jepang untuk membangun kembali rumah mereka. Mary sangat berterima kasih pada orang-orang yang telah membantu mereka.

[Mary Takashi, Pengungsi Tsunami]:
"Saya sangat berterima kasih kepada mereka yang menolong kami saat masih di Jepang. Semua yang saya kenakan sekarang adalah donasi, baju yang saya miliki hanya yang saya kenakan saat lari. Untuk mereka yang telah membantu kami dengan donasi, dukungan dan obrolan ramah, saya tak akan pernah melupakannya."

Roseli Takashi kini tinggal di apartemen kecil ibunya bersama suaminya. Ia memiliki harapan besar untuk masa depan.

[Roseli Takashi, Pengungsi Tsunami]:
"Kami sangat bahagia bisa lari ke negara yang aman, bahagia bisa hidup dan sampai di sini. Tapi pada saat yang sama, ini adalah masa sulit bagi anak-anak untuk beradaptasi. Tapi kami akan melewatinya, saya yakin."

Saudara Roseli, Ilton Toshiaka, telah bekerja di perusahaan perikanan di Onagawa dalam lima tahun terakhir.
Ia sedang mencoba untuk mendapatkan pekerjaan di Brasil melalui kantor yang membantu pekerja asing dari Jepang.
Toshiaka berkata, ia senang bisa kembali ke Brasil, tapi sebagian hatinya masih di Jepang.

[Ilton Toshiaka, Pengungsi Tsunami]:
"Saya kembali dengan perasaan tak jelas. Saya senang bisa dekat dengan orang yang saya cintai dan berada di tanah kelahiran, tapi juga sedih saat memikirkan teman-teman yang saya tinggalkan, mereka yang bertahan akan menghadapi kesulitan karena situasinya masih kritis."  

Brasil merupakan rumah bagi 1,5 juta warga imigran atau keturunan Jepang. Seperti keluarga Takashi, banyak pengungsi lain yang harus memulai hidup baru di sini akibat gempa dan tsunami, yang telah menewaskan puluhan ribu orang.
13 سال پیش در تاریخ 1390/02/12 منتشر شده است.
8,493 بـار بازدید شده
... بیشتر